Kriminalitas di Balik Pemilu “Ironi Menyejahterakan, Justru Menyengsarakan”
Pemilu oh
pemilu... sudah berapa kalikah engkau diselenggarakan tetapi tidak menghasilkan
sebuah harapan ?
Saudara, tinggal
4 bulan lagi Pemilu 2014 akan diselenggarakan.
Partai Politik (Parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), de el el serentak mempersiapkan berbagai hal untuk
menyambut kemeriahan “Pesta Demokrasi”.
Tidak hanya itu, segelontor dana pun mereka keluarkan untuk hal
tersebut. Persiapan kampanye berupa
baliho, spanduk, kaos, “dana untuk tim sukses” (eh keceplosan) tak luput dari
anggaran pengeluaran parpol menjelang pemilu.
Sedangkan KPU, sibuk dengan persiapan kotak suara, pengiriman surat
suara, de el el. Seperti inilah suasana
menjelang pemilu. Namun, perlu saudara
ketahui bersama. Apakah suasana
perhelatan akbar yang jatuh pada Bulan April tersebut berjalan lancar dan tidak
menimbulkan masalah ? Apakah penyelenggaraan pemilu tidak memboroskan uang
milik rakyat dan negara ?
Kriminalitas di Balik Pemilu
Saudara, ternyata
pemilu tidaklah menjadi momentum pemilihan biasa, akan tetapi momentum untuk
bebas merampok uang rakyat demi kepentingan pribadi dan partai. “Pada pemilu-pemilu sebelumnya selalu ada
kasus yang menjebol keuangan negara, “ tegas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto.
Beliau menyimpulkan bahwa angka korupsi di Indonesia semakin meroket
menjelang pemilu. (Sumber : Republika, 4/12/13)
Pengerukan uang
negara selalu terulang menjelang pemilu.
Ini terbukti ! Sebelum pemilu 1999, terjadi kasus Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI). Dari anggaran
sebesar Rp 600 triliun, ada sekitar Rp 100 triliun yang tidak jelas. Bahkan, sampai saat ini, pemerintah harus
membayar bunganya. Pada 2004, sebelum
pemilu 2005, terjadi pembobolan BNI 64 Kebayoran Baru dengan letter of credit atau surat hutang bodong senilai Rp 1,7 triliun. Tersangka pembobolan bank ini adalah Dirut PT
Gramarindo, Maria Pauline Lumowa.
Sedangkan, pada 2008, sebelum pemilu 2009, terjadi kasus Pemberian
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai
bank gagal berdampak sistemik. Akibat
dari kebijakan ini, negara harus menggelontorkan dana talangan atau bail out sebesar Rp 6,7 triliun. KPK
baru menetapkan satu orang tersangka dalam kasus ini, yaitu Budi Mulya.
Maka, tidak heran
saudara, pada Selasa (3/12/13), Transparency International (TI) kembali
meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) atau indeksi tingkat persepsi
publik terhadap korupsi secara global.
Indeks persepsi korupsi Indonesia pada tahun ini masih lebih buruk dari
sejumlah negara miskin Afrika. Saudara,
pada CPI 2013 kali ini, Indonesia mendapatkan nilai skor sebesar 32 poin dan
menempati peringkat ke-114 dari 177 negara.
Nilai yang diraih Indonesia ini masih kalah dengan sejumlah negara dari
Afrika yang tergolong miskin, seperti Ethiopia dan Tanzania, dengan nilai 33
poin. (Republika, 4/12/13). Sungguh ironis negeri ini !
Tidak hanya
korupsi, tingkat transaksi suap oleh parpol pun kian meningkat. Tercatat sejak pemilu 2004, terdapat 838
transaksi. Dan pada 2005, terdapat 2.055
transaksi (naik 145 %). Kemudian, pada
pemilu 2008, terdapat 10.432 transaksi.
Sedangkan, pada pemilu 2009, teradpat 23.520 transaksi (naik 125
%). Dan terdapat `95 laporan transaksi
keuangan mencurigakan (LKTM)pada orang-orang yang terkait pemilu. Dan terakhir, terhitung sejak Januari hingga
November 2013, terdapat transaksi tunai sebanyak 1.373.693 laporan. Padahal, transaksi tunai pada 2009 hanya
782.270 laporan. (Republika, 13/12/13)
Demokrasi, Biang Keladi !
Inilah dampak
dari perpolitikan kotor ala Demokrasi.
Mendefinisikan politik sebagai suatu hal yang agung dan sakral. Barang siapa yang berhasil duduk di jabatan
tertinggi, maka ia telah sukses berpolitik.
Ditambah dengan pemikiran kapitalis-sekuler yang menghalalkan segala
cara/metode untuk meraih tampuk kekuasaan.
Paham sekuler adalah faham yang memandang bahwa agama tidak boleh ikut
campur soal kehidupan. Sedangkan faham
kapitalistik adalah faham yang memikirkan bahwa jika ingin meraih kesuksesan
dalam meraih sesuatu, maka uanglah jawabannya.
Siapa yang memiliki uang banyak, dialah Sang Pemenang pertandingan.
Ideologi/pemikiran
mendasar inilah yang sejak dulu hingga saat ini meracuni tubuh ummat. Seluruh penguasa dari tingkat hulu hingga
hilir pun sama saja ! Mungkin ada yang tidak, namun itu dapat dihitug dengan
jari. Dampak ideologi ini juga sangat
berbahaya. Mengapa ? Karena ini akan
melahirkan sebuah sistem yang rusak.
Dari ideologi kapitalis-sekuler inilah lahirlah sistem politik
Demokrasi. Maka siapa saja yang
menerapkan demokrasi ini, sama saja dia sedang menanam bibit-bibit penyakit
yang akan melahirkan sejuta permasalahan.
Mau bukti ? Lihat saja kondisi negeri kita saat ini.
Kembali ke fitrah, Tegakkan Ideologi Islam !
Ummat kini sudah
terpuruk. Tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap penguasa menurun drastis.
Demokrasi sudah menjadi akar masalah yang ada. Ummat butuh kehidupan. Rakyat Indonesia butuh kesejahteraan.
Saudara, sudah
saatnya Islam menggantikan posisi ideologi kotor kapitalis-sekuler saat
ini. Islamlah yang mampu menghasilkan
sistem terbaik yang pernah ada. Mengapa
? Karena Islam merupakan fitrah manusia.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada baginda Nabi
Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia yang lain. Inilah Islam kaffah. Dari lahir, ia
mempunyai fungsi untuk mengatur kehidupan manusia. Allah SWT sebagai dzat yang menurunkan Islam
pastinya lebih mengetahui dari pada makhluknya.
Yaitu, manusia itu sendiri.
Islam bukanlah
sebagai agama ritual semata. Ia juga
merupakan sebuah ideologi/aqidah yang mampu melahirkan sistem/aturan
hidup. Dan sistem yang dilahirkan oleh agama
islam merupakan sebuah fitrah yang akan menyejahterakan apa-apa yang dinaungi
olehnya. Maka, berakhirlah sudah
permasalahan yang saat ini mengakar dalam sendi kehidupan manusia. Mengapa ? Karena manusia telah kembali kepada
fitrahnya, yaitu menjadikan Islam sebagai aturan dalam menjalani kehidupan.
Oleh karena itu,
sudah saatnya ummat kembali ke fitrahnya,
Yaitu, kembali ke Islam. The religion from Allah SWT, not only
spiritual religion, but also an ideology ! So, establish islamic ideology for
Khilafah Islamiyyah ! Wallahu a’lam [] Sirf_Ar-Razi
1 comment:
gugat pemilu 2014.
saatnya revolusi islam.
bersatu bergerak tegakkan ideologi islam
Posting Komentar